Deskripsi Diri

Khairil Anwar, SE, M.Si lahir di Paya Naden pada 20 April 1978 dari pasangan Tengku Umar bin Abu Bakar dan Fatimah binti Muhammad. Gelar Sarjana di peroleh dari Unsyiah Banda Aceh, sementara gelar Magister di peroleh dari SPs-USU Medan. Sejak tahun 2002 sampai saat ini bekerja sebagai dosen pada Prodi IESP Fakultas Ekonomi Universitas Malikussaleh. Menikah dengan Riza Izwarni dan telah dikarunia dua orang anak; Muhammad Pavel Askari dan Aisha Naury.

Jumat, 21 Oktober 2011

Faktor penentu lain yang mempengaruhi permintaan

Dari banyak penentu yang mempengaruhi permintaan rumah tangga untuk suatu produk, kita baru mempertimbangkan harga produk itu sendiri. Faktor-faktor lain yang minentukan meliputi pendapatan dan kekayaan rumah tangga, harga barang dan jasa lain, selera dan preferensi, dan ekspektasi (harapan).
Pendapatan dan Kekayaan Sebelum kita melanjutkan, kita perlu mendetinisikan dua istilah yang sering membingungkan, pendapatan dan kekayaan. Pendapatan suatu rumah tangga adalah jumlah semua upah, gaji, laba, pembayaran bunga, sewa, dan bentuk penghasilan lain yang diterima oleh suatu rumah tangga pada periode waktu tertentu.
Dengan demikian, pendapatan adalah ukuran Kita harus menentukan periode waktu untuknya, misalnya per bulan, atau per tahun. Kita bisa membelanjakan atau mengkonsumsi lebih atau kurang dari pendapatan yang kita terima tiap periode. Jika kita mengkonsuntsi kurang dari pendapatan kita, kita menabung. Untuk melakukan konstunsi lebih dari pendapatan kita dalam satu periode, kita harus meminjam atau menarik tabungan yang terakumulasi dart periode sebeluninya.
Kekayaan (wealth) adalah total nilai yang dimiliki oleh suatu rumah tangga dikurangi utang rumah tangga tersebut. Kata lain untuk kekayaan adalah net worth (diterjemahkan kekayaan bersih) jumlah yang akan tersisa bagi suatu rumah tangga jika rumah tangga menjual semua miliknya dan membayar semua utangnya. Kekayaan adalah ukuran persediaan: Kekayaan diukur pada titik waktu tertentu. Jika pada suatu periode tertentu, kita membelanjakan kurang dad pendapatan kita, kita menabung (saving) jumlah yang kita yakin itu adalah tambahan pada kekayaan kita. Menabung adalah aliran yang mempengaruhi simpanan kekayaan. Ketika kita membelanjakan lebih dari pada pendapatan kita, kita mengalami dis-save, kita mengurangi kekayaan kita.
Rumah tangga yang memiliki pendapatan lebih tinggi dan akumulasi tabungan atau kekayaan warisan yang lehih tinggi sanggup membeli banyak barang. Secara umum, kita menduga adanya permintaan yang sangat tinggi pada tingkat pendapatan/kekayaan yang lebih tinggi dan permintaan yang jauh lebih rendah pada tingkat pendapatan/kekayaan yang lebih rendah. Barang yang permintaannya naik ketika pendapatan lebih tinggi dan permintaannya turun ketika pendapatan rendah disebut barang normal. Tiket bioskop, makanan restoran, panggilan telepon, dan baju, semuanya adalah contoh barang normal.
Akan tetapi tetapi, generalisasi dalam ilmu ekonomi bisa berbahaya. Kadang permintaan atas suatu barang turun ketika pendapatan rumah tangga naik. Perhatikan, misalnya, berbagai kualitas daging yang tersedia. Ketika pendapatan rumah tangga naik, rumah tangga cenderung membeli daging, berkualitas lebih tinggi, permintaan filet mignon cenderung naik, tapi permintaan daging berkualitas lebih rendah chuck steak, misalnya cenderung turun. Transportasi adalah contoh lain. Dengan pendapatan lebih tinggi, orang sanggup naik pesawat. Orang yang sanggup naik pesawat cenderung tidak mau menggunakan bis untuk menempuh jarak jauh. Oleh sebab itu, pendapatan lebih tinggi mungkin mengurangi frekuensi seseorang menggunakan bis. Barang yang permintaannya cenderung turun ketika pendapatan meningkat disebut barang inferior.
Harga Barang dan Jasa Lain
Tidak ada konsumen yang memutuskan secara sendiri-sendiri jumlah segala komoditas yang hendak dibelinya. Sebaliknya, tiap keputusan adalah bagian dari sekumpulan keputusan yang lebih luas yang diambil secara serentak. Rumah tangga harus membagi adil pendapatannya atas berbagai barang dan jasa. Akibatnya, harga tiap satu barang bisa, dan sesungguhnya memang, mempengaruhi permintaan atas barang lain.
Inilah contoh paling jelas ketika barang menjadi barang substitusi satu sama lain. Kentbali ke contoh mahasiswi tahun pertama kita yang kuliah jauh dari pacarnya: Jika harga panggilan telepon naik menjadi $10, Anna akan menelepon pacarnya hanya sekali sebulan. Tentu, Anna bisa berkomunikasi dengan pacarnya dengan cara lain. la bisa saja mengganti telepon dengan bentuk komunikasi lain yang tidak begitu mahal, seperti menulis lebih banyak surat atau mengirim lebih banyak e-mail.
Ketika peningkatan harga suatu barang menyebabkan permintaan barang lain meningkat (hubungan positif), kita katakan bahwa barang itu adalah barang substitusi. Turunnya harga suatu barang menyebabkan penurunan permintaan barang substitusi. Barang substitusi adalah barang yang bisa bertindak sebagai pengganti satu sama lain atau biasa disebut sebagai barang pengganti dengan fungsi yang sama.
Untuk menjadi barang substitusi, dua produk tidak perlu identik. Produk identik disebut sebagai barang substitusi sempurna. Mobil Jepang tidak identik dengan mobil Amerika. Akan tetapi, keduanya memiliki empat roda, mampu membawa orang, dan beroperasi dengan bensin. Jadi, perubahan signifikan dalam harga mobil Amerika kemungkinan akan mempengaruhi permintaan mobil Jepang, dan sebaliknya. Makanan restoran adalah barang pengganti makanan yang disantap di rumah, dan penerbangan dari New York ke Washington adalah barang pengganti dari perjalanan kereta api.
Seringkali dua produk “sejalan” artinya bisa menjadi pelengkap satu sama lain. Mahasiswi kita yang jauh dari pacarnya, yang menulis surat, misalnya. Ia akan merasakan permintaannya atas perangko dan alat tulis meningkat jika ia menulis surat lebih banyak, dan permintaannya atas akses internet naik ketika ia mengirim lebih banyak e-mail. Daging babi dan telur adalah barang komplementer, seperti halnya mobil dan bensin, serta kamera dan film. Ketika dua barang bersifat komplementer, penurunan dalam harga yang satu menyebabkan peningkatan dalam permintaan yang lain, begitu pula sebaliknya.
Karena tiap barang mungkin memiliki barang substitusi dan komplementer pada saat yang sama, maka satu perubahan harga dapat mempengaruhi permintaan rumah tangga atas banyak barang secara serentak; permintaan atas beberapa produk jni dapat meningkat ketika permintaan atas barang lainnya mungkin turun. Sebagai contoh, tinjaulah CD-ROM. Data dalam jumlah besar bisa disimpan secara digital pada CD yang bisa dibaca oleh komputer melalui CD-ROM drive. Ketika drive ini mula-mula sampai di pasar, harganya sangat mahal, dijual seharga beberapa ratus dolar per unit. Sekarang, harganya sudah jauh lebih murah, dan sebagian besar komputer baru sudah dilengkapi dengannya. Akibatnya, permintaan keping CD-ROM (barang komplementer) melonjak. Dengan makin banyaknya mahasiswa yang menggunakan teknologi CD dan turunnya harga CD dan perangkat pemutar CD, makin sedikit buku referensi cetak seperti ensiklopedia dan kamus (barang substitusi), yang dibeli mahasiswa.
Selera dan Preferensi Pendapatan, kekayaan, dan harga barang yang tersedia adalah tiga faktor yang menentukan kombinasi hal-hal yang mampu dibeli oleh rumah tangga. Kita tahu bahwa kita tidak sanggup menyewa sebuah apartemen seharga $1.200 per bulan jika pendapatan bulanan kita hanya $400, tapi dalam batasan ini, kita relatif bebas memilih apa yang akan kita beli. Pilihan akhir kita tergantung pada selera dan preferensi individual kita.
Perubahan preferensi bisa dan memang memanifestasikan dirinya dalam perilaku pasar. Tiga puluh tahun yang lain, perlombaan maraton kota-kota besar utama hanya menarik beberapa ratus pelari. Sekarang puluhan ribu orang ikut berlari. Permintaan sepatu lari, pakaian lari, stopwatch, dan barang untuk olahraga lari lain pun meningkat pesat. Selama bertahun-tahun orang minum soda untuk mendapatkan kesegaran. Saat ini toko-toko serba ada diisi dengan begitu banyak teh es, jus buah, minuman alami, dan air mineral.
Dalam batasan harga dan pendapatan, preferensi membentuk kurva permintaan, tapi menggeneralisasikan selera dan preferensi tidaklah mudah. Pertama, keduanya mudah berubah: Lima tahun lalu, lebih banyak orang yang merokok dan lehih sedikit orang yang punya komputer. Kedua, keduanya bersifat khas: beberapa orang suka berbicara di telepon, sedang lainnya lebih suka kata-kata tertulis; beberapa orang suka anjing, lainnya tergil-agila pada kucing; beberapa orang suka sayap ayam, lainnya suka paha ayam. Keragaman permintaan individual hampir tak terbatas.
Ekspektasi
Apa yang anda putuskan untuk dibeli pastilah tergantung pada harga saat ini dan pendapatan serta kekayaan anda saat ini. anda juga punya ekspektasi tentang posisi anda di masa depan. Anda juga mungkin memiliki ekspektasi tentang perubahan harga di masa depan, dan ini mungkin mempengaruhi keputusan anda saat ini.
Ada banyak contoh tentang cara ekspektasi mempengaruhi permintaan. Ketika orang membeli rumah atau mobil, mereka sering harus meminjam sebagian harga belinya dan membayarnya kembali selama bertahun-tahun (mencicil). Dalam memutuskan jenis rumah atau mobil yang akan dibeli, mereka agaknya harus berpikir tentang pendapatan mereka hari ini, serta pendapatan mereka di masa depan.
Sebagai contoh lain, perhatikan seorang mahasiswa di tahun akhir kuliah kedokteran yang hidup dengan beasiswa $12.000. Bandingkan mahasiswa ini dengan orang lain yang mendapatkan $6 sejam dengan pekerjaan full-time. tanpa ekspektasi perubahan signifikan dalam pendapatan di masa depan. Keduanya memiliki pendapatan yang nyaris identik karena ada sekitar 2.000 jam kerja setahun (40 jam per minggu x 50 minggu kerja setahun). Tapi meskipun mereka memiliki selera yang sama, mahasiswa kedokteran tersebut cenderung meminta hal-hal berbeda, hanya karena ekspektasi peningkatan pendapatan yang besar di kemudian hari.
Teori ekonomi makin menyadari pentingnya ekspektasi. Kita akan mengkhususkan banyak ruang untuk membahas bagaimana ekspektasi mempengaruhi lebih dari sekadar permintaan. Tapi untuk saat ini, penting untuk kita pahami bahwa permintaan tergantung pada lebih dari sekadar pendapatan, harga, dan selera saat ini.
Pergeseran Permintaan Dibandingkan Dengan Pergerakan Di Sepanjang Kurva Permintaan
Ingat kembali bahwa kurva permintaan memperhatikan hubungan antara kuantitas yang diminta dan harga suatu barang. Kurva permintaan seperti itu diturunkan ketika pendapatan, selera, dan harga-harga lain tetap konstan. Jika kondisi ceteris paribus diperlonggar, kita harus menurunkan hubungan yang sepenuhnya baru antara harga dan kuantitas. Fakta bahwa permintaan meningkat ketika pendapatan meningkat menyiratkan bahwa panggilan telepon adalah barang normal. Kondisi yang terjadi ketika kita menggambar kurva permintaan awal sekarang berubah. Dengan kata lain, suatu faktor yang mempengaruhi permintaan atas panggilan telepon (dalam hal ini, pendapatannya) telah berubah, dan sekarang ada hubungan harga, antara harga dan kuantitas yang diminta. Perubahan seperti itu disebut sebagai pergeseran kurva permintaan.
Sangat penting untuk membedakan antara perubahan dalam kuantitas yang diminta yaitu, suatu pergerakan di sepanjang kurva permintaan dan pergeseran permintaan. Skedul permintaan dan kurva permintaan memperlihatkan hubungan antara harga barang atau jasa dan kuantitas yang diminta per periode, ceteris paribus. jika harga berubah, kuantitas yang diminta akan berubah, inilah pergerakan di sepanjang kurva permintaan. Tapi ketika semua faktor lain yang mempengaruhi permintaan berubah, hubungan baru antara harga dan kuantitas yang diminta pun terbentuk, inilah pergeseran kurva permintaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar