Deskripsi Diri

Khairil Anwar, SE, M.Si lahir di Paya Naden pada 20 April 1978 dari pasangan Tengku Umar bin Abu Bakar dan Fatimah binti Muhammad. Gelar Sarjana di peroleh dari Unsyiah Banda Aceh, sementara gelar Magister di peroleh dari SPs-USU Medan. Sejak tahun 2002 sampai saat ini bekerja sebagai dosen pada Prodi IESP Fakultas Ekonomi Universitas Malikussaleh. Menikah dengan Riza Izwarni dan telah dikarunia dua orang anak; Muhammad Pavel Askari dan Aisha Naury.

Sabtu, 22 Oktober 2011

Meminta jabatan

Oleh: Jarjani Usman

“Jadikanlah aku bendaharawan negara (Mesir), sesungguhnya aku adalah
orang yang pandai menjaga lagi berpengetahuan” (QS. Yusuf: 55).

Meminta jabatan atau mencalonkan diri untuk suatu jabatan tertentu
sah-sah saja.  Dulu di negeri Mesir, seorang pemuda ganteng yang
bernama Yusuf, yang kemudian diangkat sebagai nabi, juga pernah
meminta jabatan. Targetnya adalah bendaharawan.  Setelah mencermati
rekam jejak Yusuf, Raja pun menerima permintaan itu.

Namun tidak seperti orang kebanyakan, Nabi Yusuf sengaja menawarkan
diri untuk jabatan bendaharawan karena memiliki sejumlah kriteria.
Pertama, Yusuf pandai adalah pemuda yang matang. Kematangan moral amat
penting dimiliki siapapun, lebih-lebih pejabat keuangan. Kalau mampu
menjaga diri dari godaan, seseorang pejabat akan terlindung marwahnya.
Namun kalau tidak, akan terhina dan dipandang tak berguna ilmu
pengetahuan atau gelar tingginya.

Kedua, ilmu pengetahuannya matang dalam bidang itu. Dengan kata lain,
di samping memiliki moral yang bagus, kemampuan yang handal atau
profesional juga merupakan kriteria penting bagi setiap pemegang
jabatan.  Dan banyak kriteria lain yang dimiliki sang pemuda Yusuf,
sehingga sangat pantas menduduki jabatan tersebut. Terbukti kemudian
beliau berhasil membantu memakmurkan Mesir.

Kisah itu mengajak untuk memahami bahwa meminta jabatan tidak
terlarang.  Namun, ukurlah diri kita sendiri sebelum mengajukannya.
Jangan sampai karena jabatan tersebut dipegang oleh orang tak bermoral
dan tak berkemampuan, banyak urusan umat menjadi berantakan.

Editor : hasyim

Tidak ada komentar:

Posting Komentar