Deskripsi Diri

Khairil Anwar, SE, M.Si lahir di Paya Naden pada 20 April 1978 dari pasangan Tengku Umar bin Abu Bakar dan Fatimah binti Muhammad. Gelar Sarjana di peroleh dari Unsyiah Banda Aceh, sementara gelar Magister di peroleh dari SPs-USU Medan. Sejak tahun 2002 sampai saat ini bekerja sebagai dosen pada Prodi IESP Fakultas Ekonomi Universitas Malikussaleh. Menikah dengan Riza Izwarni dan telah dikarunia dua orang anak; Muhammad Pavel Askari dan Aisha Naury.

Sabtu, 22 Oktober 2011

Studi Pembangunan Ekonomi

Studi pembangunan ekonomi adalah suatu cabang yang paling baru, paling menggairahkan, dan paling menantang dari disiplin ilmu yang lebih lugas, yaitu ilmu ekonomi (economics) dan ilmu ekonomi politik (political economy). Meski pun masyarakat ekonom secara umum telah menobatkan
Adam Smith sebagai “ahli ilmu ekonomi pembangunan” yang pertama, yakni dengan kemunculan bukunya Wealth of Nations terbitan tahun 1776, sebagai pelopor karya mengenai pembangunan ekonomi, tetapi pembahasan yang sistematis tentang masalah dan proses pembangunan ekonomi di Afrika, Asia, dan Amerika Latin baru muncul sekitar lima dasawarsa yang lalu. Namun, ada beberapa kalangan yang tetap menyatakan bahwa ilmu ekonomi pembangunan (development economics) hukan merupakan cabang khusus dari ilmu ekonomi yang jelas-jelas memiliki ciri-ciri khas, seperti halnya ilmu makroekonomi, ilmu ekonomi ketenagakerjaan (labor economics), ilmu keuangan publik (public finance), atau ilmu ekonomi moneter (monetary economics). Mereka menyatakan bahwa llmu Ekonomi Pembangunan hanya merupakan campuran dari cabang-cabang ilmu tersebut di atas, dengan pemusatan perhatian secara khusus pada perekonomian di masing-masing negara di Afrika, Asia, dan Amerika Latin. Kami tidak setuju dengan pandangan ini.
Ilmu ekonomi pembangunan memang banyak bertolak dan tumbuh dari berbagai prinsip dan konsep yang relevan dari cabang-cabang ilmu ekonomi lainnya, baik dalam bentuk standar atau aslinya maupun yang telah dimodifikasi. Akan tetapi, secara umum ilmu ekonomi pembangunan merupakan bidang studi yang berdiri sendiri. la bahkan mampu mengembangkan identitas analitis dan metodologisnya sendiri yang khas dengan pesat. Ilmu ekonomi pembangunan jelas tidak sama dengan ilmu ekonomi yang banyak dianut di negara-negara kapitalis maju (yakni, ilmu ekonomi “neoklasik” modern). Ia juga tidak bisa disamakan dengan ilmu ekonomi yang dahulu dianut oleh negara-negara sosialis (yakni, ilmu ekonomi “komando” atau ilmu ekonomi ala “Marxis”). Ia tidak kurang dan tidak lebih adalah sebuah ilmu ekonomi khusus mengenai negara-negara Dunia Ketiga yang rata-rata masih miskin dan terbelakang, yang memiliki aneka orientasi ideologi, latar belakang budaya yang beragam, dan masalah-masalah ekonomi yang sangat kompleks yang semuanya menuntut suatu pemikiran dan pendekatan baru.
Teori pembangunan yang terkini mengenai perangkap kemiskinan dan peranan institusi membenarkan hal ini. Penganugerahan Hadiah Nobel bidang ekonomi pada tahun 1979 untuk dua orang tokoh ekonomi pembangunan terkemuka, yakni Sir W. Arthur Lewis dari Princeton University dan Profesor Theodore Schultz dari University of Chicago, atas kepeloporan mereka dalam mempelajari proses pembangunan, merupakan suatu pengakuan yang dramatis atas status ilmu ekonomi pembangunan sebagai sebuah disiplin ilmu ekonomi yang berdiri sendiri. Penerima Hadiah Nobel lainnya yang juga memberikan kontribusi besar terhadap ilmu ekonomi pembangunan adalah Amartya Sen pada tahun 1998, dan Joseph Stiglitz pada tahun 2001. Untuk itu, pertama-tama kita perlu membicarakan perbedaan antara ilmu ekonomi pembangunan yang modern dengan ilinu ekonomi neoklasik yang “tradisional”. Selanjutnya, kita akan mengisi bagian lain dari bab awal yang cukup tebal ini dengan analitis mendalam mengenai hakikat atau makna dasar dari istilah “pembangunan” itu sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar